Pendahuluan
Islam yang menyejarah dan dicatat sebagai bagian peradaban dunia, tentu
akan berbeda dengan Islam sebagai sumber spirit (agama) bagi para pelaku
sejarahnya itu sendiri.[1] Kondisi ini dapat dilihat dari beberapa
catatan sejarah perjalanan Islam yang disajikan para pemerhati bidang ini.
Sejarah sebagai catatan dialektika kreasi manusia antar ruang dan waktu tidak
selalu menampilkan wajah yang nyaman (baik) sekalipun dari aspek spiritnya
(seperti Islam misalnya) memiliki muatan nilai-nilai positif. Setidaknya hal
ini dapat disaksikan dari catatan sejarah bahwa di samping kemajuan-kemajuan
(pada beberapa bidang) tidak berarti menghapus jejak kekurangannya.