Rabu, 20 April 2011

Shaum dan revitalisasi kesabaran

Bulan Ramadhan pertama pasca hijrah umat Islam tidak kering dari ujian keimanan, perang Badr pecah antara umat islam dengan kaum musyrikin Quraisy. Dalam peristiwa itu, Hamzah yang juga dijuluki Singa Allah harus syahid dalam mempertahankan Agama Allah, lain dari itu kondisi tubuhnya sungguh mengenaskan bekas tebasan tidak terbilang, juga harus menerima sumpah Hindun yang merenggut jantungnya dan memperlakukannya dengan tidak semestinya.

            Nabi, dalam peristiwa ini begitu terpukul dan sisi basyariahnya muncul dengan bertekad untuk mengganti syahidnya Hamzah dengan 70 kematian musyrikin Quraisy. Maka Allah mengingatkannya dengan menurunkan ayat ke 126 dari surat an Nahl berikut:
Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Dari kutipan ayat tersebut, pada dasarnya Allah tidak melarang manusia untuk menegakan hukum yang asalnya memang bentuk pembalasan dari suatu pihak yang yang di dzalimi kepada pihak yang melakukan kelaliman, namun demikian tetap dalam koridor keadilan. Pembalasan tersebut jangan melebihi batas kewajaran. Dan diakhir ayat, Allah mengingatkan betapa nilai kesabaran jauh melampaui derajat para pembalas dendam.
            Bersabar, bukan berarti membiarkan suatu kemunkaran berlangsung, tetapi juga tidak dibenarkan memberantas suatu kemunkaran dengan cara yang tidak diridhai Allah. Sejarah Islam menampakan bahwa perang yang dilakukan umat Islam merupakan perang yang santun, dimana Rasul menegaskan etika peperangan bagi umat Islam untuk tidak membantai anak-anak dan perempuan serta tidak meakukan perusakan kepada alam. Sungguh Allah telah memberikan petunjuk yang benar bagi umatnya.
            Ramadhan bagi umat isalm tidak dipungkiri merupakan salah satu bulan yang disucikan dan mengandung berbagai kebaikan yang berlipat ganda di dalamnya. Umat Islam dalam memahaminyapun beragam, dari yang menambah amalan ibadah privat maupun berdampak luas kepada angota masyarakat lain. Dalam perspektif kedua inilah kita sering disuguhi beragam aksi dari saudara-saudara kita yang ingin menjaga kesucian Ramadhan dengan memaksa untuk menutup tempat usaha pihak lain, baik siang maupun malam bahkan dengan cara yang terkesan anarkis.
            Kiranya, kutipan ayat di atas dapat mengingatkan kita pada suatu keadaan bahwa diantara umat manusia kesalehan dan kesalahan merupakan wujud dari ujian bagi umat manusia, bagaimana mereka menyikapi semuanya. Allah memberikan rambu bagi rasul dengan wama ’alaina ilal balagh. Wallahu a’lam.      

Tidak ada komentar: