Sabtu, 14 Mei 2011

Menulis yang menyenangkan

Pernahkan ketika kita membaca sebuah tulisan (karya orang lain tentunya) kita terlintas sauatu pemikiran "Kalo cuman segitu, aku juga bisa". Teman, ini adalah modal dasar kita. Namun yang sering kita lupakan adalah ketika gagasan itu muncul kita tidak pernah mendokumentasikannya dalam media tulisan. Sehingga ide cemerlang itu lewat begitu saja tanpa kita sempat memanfaatkannya menjadi sesuatu yang jauh lebih bermakna ketimbang sekedar mencemooh.
Bagaimana mestinya? TULIS, sekali lagi saya tegaskan tulis lah apa yang ada dalam benak anda. 
Saya sering menemukan (dalam berbagai kesempatan diklat), awalnya teman teman kita para penyuluh mengeluhkan harus mulai dari mana. namun ketika sudah menorehkan gagasan awal, saya justru melihat mereka tampaknya susah untuk berhenti. Ternyata hal SULIT yang pertama kali terbayangkan lewat dengan begitu saja.
Saya sering membaca tips juga dari orang lain, bagaimana menulis itu, diantara yang saya tangkap adalah tulislah hal hal yang ringan terlebih dahulu. Hal ini saya praktikkan kepada para penyuluh. Saya biasanya meminta mereka hanya untuk "pelemasan jari dan otak" dengan mencerikatan apa yang mereka lihat, rasakan, dan komentar mereka tentang sepanjang perjalanan dari rumah menuju tempat pelatihan. Dari tahap awal ini saya mendapatkan para penulis yang tekun dan seketika kelaspun menjadi hening. 

Hal yang ingin saya capai dari kegiatan awal ini adalah:
Pertama. Mengubah paradigma dari menulis itu sulit menjadi menulis itu mudah dan menyenangkan. Mengapa? karena mereka hanya diminta menuliskan hal ringan dan wajar tentang yang mereka lihat, rasakan dan (bagian agak sedikit seriusnya) diminta untuk mengomentari itu semua.
Kedua, mengubah habituasi (kebiasaan). Saya yakin setiap waktu kita semua banyak melihat danmerasakn dan saar atau tidak sadar otak kita dalam memproduksi gagasan ada yang berkategosi kritik/komentar tentang bagaimana seharusnya. Hanya selama itu pula kita memiarkannya terbenam dalam pikiran sendiri sehingga gagasan itu tidak dapat disentuh oleh pihak ketiga melainkan ketika dibicarakan. Nah dengan menuliskannya kita sedang mencoba "membicarakan" gagasan itu melalui media yang lain. Jadi dengan tahap awal ini mencoba menumbuhkan kebiasaan baru, yakni menulis.

Tidak ada komentar: